Sabtu, 25 April 2009

not my self (part V)

Sesampainya dirumah,Toilet jadi tongkrongan ku. Bahkan bisa dibilang kalau Toilet sudah jadi Soulmate ku. “HUEEEK...!!!HUEEEK..!!!” Aku menjulurkan lidah ke washtaffel. “Kak Luna..lehernya aku pijet ya..” Tawar Selly yang sedang menginap di rumah ku.

Ulang tahun ke 19.

“Sayaaang...di ulang tahunmu yang kali ini,aku nggak bisa berbuat banyak nih ke kamu. Jadi,aku Cuma bisa ngasih kado ini..”Ujar Andaru memberikan ku kotak warna pink. “Astagfirllahaladzim..”Teriak ku. Rok rombeng-rombeng warna kelabu di hadapanku. Andaru sempat tersentak. “Kenapa say??Nggak suka ya?” Tanya andaru was-was

“Suka kok..suka banget..”

“Kok tadi Istighfar?”

“Saking sukanya.”

“Ya sudah,aku pulang dulu ya. Maaf ga bisa ngerayain hari ulang tahun kamu kayak tahun-tahun sebelumnya. Ini nih,dosen aku nyebelin banget. Ngasih tugas setumpuk. Yaudah,aku pulang ya. Salam buat Papa mama!” ujar Andaru. Ia mengecup keningku lalu berlalu. Ku sadari,aku sudah banyak berdusta kepadanya.

“Rok nya mau diapain kak?” Tanya Selly yang sedang bertanya PR soal SMP kepadaku. “Disimpen lah Sell..Nanti kalo kakak kasih ke orang lain,dia sedih lagi..lagian emang dia nggak salah sih,rok yang kayak gini emang lagi in..”ujarku pelan.

Sekarang?Apa aku harus memperbanyak dosaku yang kian menumpuk? Selama empat tahun terakhir,aku bukan Luna. Tapi Luna si pembohong. Andaru sangat sayang dan baik kepadaku. Begitu pula aku. Tapi,sampai kapan harus ku tahan kekesalan ini? Aku sudah nggak tahan lagi. Apalagi Papa dan Mama sudah merestui kami. Aku jadi takut melanjutkan hubungan ini ke tingkat yang lebih serius lagi. Bisa-bisa,kalau sudah nikah nanti,aku jadi orang gila. Apakah aku akan menyiksa diriku begini kalau aku sudah jadi istrinya?
Andaru kuliah di ITB,sementara aku di UI. Jarak lumayan membuat ku merasa ringan dari beban-bebanku. Tapi,hal itu akan datang dalam hitungan detik. Satu..Dua..Tiga...

“LUNAAAAAAAAAA...!!!”Suara familiar itu menjerit memanggil namaku. Aku membuka kenop pintu sambil berdoa. “Sayang..thank’s kamu dateng lagi..tapi..” Ucapanku terputus. “Hadiah kali ini akan buat kamu lebih senang dari sebelummnya!!” Ujar Andaru memotong pembicaraanku. “Andaru..Kayaknya..”Ucapanku terputus lagi. “Coba kamu tebak aku kasih apa?” Andaru lagi.lagi memotong pembicaraanku.

“ISKANDAR!!DENGERIN AKU NGOMONG DULU!!” Teriak ku. Andaru benar-benar diam kali ini.


TO BE CONTINUED
(thank's for leav e comment!!)


Jumat, 10 April 2009

not my self (part VI)

Pasti papa Andaru nggak dapet Voucher gratis,tapi melainkan udah jauh hari pesan tempat. Karena nggak enak menolak,tawaran tulus itu ku terima. “OK deh!Naik mobil siapa?” tanyaku. “Mobil aku dong...masa kamu yang nyetir..” jawab Andaru kalem.

Malamnya,aku dan Andaru tengah duduk di kursi restoran. Andaru memesan steak. Mengingat targetku turun satu kilo,jadi aku memesan salad. Lagi pula aku juga khawatir bila lada hitam pada kuah steak menempel pada gigiku. Makanan sudah siap. Aku meletakkan serbet ke pangkuanku. Tapi Andaru tidak. Orang sepertinya memang tidak pernah formal. Setelah membaca doa (Andaru menyuruhku membaca doa,memang dia alim walaupun terkadang sifatnya seperti monyet),aku menyendokkan salad ke dalam mulutku. Umph..!!Ini salad?Benarkah ini salad??Ini tidak pantas disebut salad!!Daunnya sedikit. Mayonise nya juga sedikit. Airnya banyak. Apa koki nya tahu aku lagi diet? Atau mencuci daun saladnya sekalian sambil menghidangkan? Atau kokinya ikut gerakan hemat air? Tapi aku sayang banget sama Andaru. Juga sayang sama Papanya,yang udah susah-susah pesan tempat disini. Niat untuk melempar mangkuk salad ke luar jendela ku urungkan. Ku lahap kembali salad itu walaupun air mata ku hampir bercucuran. “Sayang?kamu kenapa?Kalo nggak suka,nggak usah dimakan saladnya. Bentar ya,aku panggilin waiter nya dulu.” Ujar Andaru sambil mengangkat tangan kanannya. Aku segera menurunkan tangan kanan Andaru.

“Ssst!Nggak usah..Saladnya enak kok..walaupun lebih enak masakan ku sendiri..hihihi..” Ujarku.

“Bener nih?” Tanya Andaru lagi.

“Iya..masa aku bohong?” Jawabku.

“Oh ya,say. Aku juga setuju sama kata-kata kamu barusan.” Ujar Andaru. “Maksud kamu?”

“Masakan kamu lebih enak juga dari steak ini!”

“Tapi kan aku ga bisa bikin steak?”

“Maksud aku bisteak kamu.”

“Ssst!Makan jangan bersuara!”

“Nyanyi bu Kasur nih.”

“Nggak boleh bersuara,nanti makanannya nggak barokah”

“Iya..iya deh bu Haji..”

Aku melanjutkan makan salad itu lagi. Eh,aku menarik kata-kataku. Aku melanjutkan makan benda yang bukan salad itu lagi.