Sabtu, 17 Oktober 2009

TP-TP (PART I)


“Hai Dennis.” Sapa Jilly sambil tersenyum manis. “H..H..Hai juga,Jilly!” Balas Dennis. Jilly kok tumben-tumbennya nyapa gue,jangan-jangan dia naksir gue!Batin Dennis dalam hati. “Belom masuk kelas?Pelajaran pertama sejarah kan?” tanya Jilly sopan. “I..Iya..” Jawab Dennis gagu. “Yaudah,ke kelas yuk.”ajak Jilly dengan senyumannya yang sangat..membacok hati Dennis. Dennis cengok. Nggak percaya apa yang sedang terjadi. “Eh..I..iya..ayo..” jawab Dennis. Ia berjalan disamping Jilly. Jilly manis banget pagi ini!Batin Dennis. “Hmm..Jill,lo pagi ini manis banget..” ujar Dennis malu-malu. “Oh ya?Masa sih?Makasih ya.” Ujar Jilly lagi-lagi sambil tersenyum manis. Lagi-lagi hati Dennis terbacok. Jilly suka gue! Batin Dennis bersemangat.

Di kelas,Jilly duduk di belakang Dennis.

“Dennis..” Panggil Jilly

“Iya kenapa Jill?” jawab Dennis dengan hati berbunga-bunga

“Gue nggak bisa ngeliat tulisan di papan tulis,boleh pinjem catetan lo nggak?”

“Oh..boleh-boleh,silahkan.” Jawab Dennis dengan hati yang lebih...berbunga-bunga.

“Makasih ya Dennis,lo baik deh.” Puji Jilly sambil tersenyum (lagi)

“Iya sama-sama. Apa sih yang nggak buat lo.” Ujar Dennis tersipu. Hatinya meledak kebanyakan di bacok senyuman Jilly.

“DENNIS!” teriak bu Lilis

“S..saya bu..” jawab Dennis. Sabit di hatinya spontan berhenti membacok.

“Jawab pertanyaan ibu!” sentak bu Lilis.

Dennis kaget. GLEK!MAMPUS GUE! Batin Dennis.

Jumat, 22 Mei 2009

not my self (part VI~last part)

“Ok,dengerin aku ya. Kayaknya aku nggak bisa nerima hadiah dari kamu.Lagi.” Ujar ku memberanikan diri. Andaru kaget. Kotak bawaannya jatuh ke lantai. Ku pungut benda yang berceceran di lantai. Ternyata coklat kacang yang ku benci.
“Andaru,aku tau kamu pasti marah. Aku nggak papa kamu marahin. Kamu putusin sekalian juga nggak papa. Tapi bukan berarti aku benci kamu ya?Aku sayang banget sama kamu. Sumpah!Aku sayaaang banget sama kamu. Tapi,selama ini aku udah bohongin kamu. Kado-kado dari kamu tuh bukan aku banget. Aku,selama empat tahun ini bukan jadi diriku yang sebenarnya. Inget pas naik tornado? Sebenarnya aku takut banget sama ketinggian dan guncangan. Inget pas makan di restoran ‘Z’? aku nggak suka saladnya yang banyak air. Aku juga nggak suka rok rombeng. Maafin aku sayang. Tapi aku Cuma udah capek nyiksa diri sendiri terus.” Ujarku panjang lebar. Andaru pasti marah! Aku berani taruhan! Ternyata justru sebaliknya. Andaru menyentuh pipiku dengan lembut.
“Soal itu aku minta maaf,aku emang egois ya?Tapi kalo hadiah kali ini kamu tolak,aku nggak tau mau gimana lagi..” ujar Andaru pelan. Aku menangis. “Luna,aku nggak bakal mutusin kamu. Aku salut malah sama kamu. Hadiah kali ini bukan coklat kacang tau!Kamu nggak penasaran nih?” Tanya Andaru dengan sunggingan senyum menghiasi wajahnya. “Emang apa hadiahnya?” Tanyaku. Andaru menyeka air mataku dan langsung menggandengku menuju ruang tamu. Ada Papa,Mama dan Selly duduk di sofa. Aku dan Andaru juga duduk.
“Nak,kamu tau nggak tujuan Andari kali ini dateng ke rumah?” Tanya Mama. Aku menggeleng. Papa dan Selly nyegir. “Hahaha,kamu jangan kaget loh ya!!” Ujar papa. “Iya,kak Luna santai aja.” Ujar Selly.
“Aduh,Pa,to the point aja deh!” Ujar Mama sok gaul. “Oke..oke..ehem..gini loh Lun,kamu kan udah gede nih..jadi kayaknya Papa rasa udah saatnya kamu untuk keluar dari rumah ini.” Ujar Papa. “Hah!? Maksudnya aku diusir nih!!” Bentak ku. “Luna,dengerin Papa ngomong dulu dong.” Tegur Mama. “Ok. Maafin aku pa. Silahkan lanjutin omongannya.” Lanjutku. “Andaru mau ngelamar kamu.” Ujar Papa datar. Aku kaget. Jantungku sudah copot.
“Dan tadi kamu udah bilang hal-hal yang kamu benci. Oke,aku bakal hindarin itu semua dari kamu.” Ujar Andaru memecahkan kebisuannya sejak tadi. Aku memeluk Andaru. Andaru membalas pelukannku. Papa,Mama,Selly nyegir. Aku tidak menyangka hal ini akan terjadi. Aku akan berumah tangga dengan orang yang ku sayangi.
Pelajaran yang ku dapatkan adalah,jadilah dirimu sendiri, Karena penampilan,perasaan,posisi,cara menjadi diri sendirilah cara yang terbaik dan jangan memaksakan diri dan menngubah sifat menjadi sifat orang lain demi orang lain terutama orang yang sangat kita sayangi. Jujurlah pada orang itu apabila kita merasa tidak enak. Aku yakin,bila kita menjadi diri kita sendiri,dan mau jujur apabila kita merasa tidak enak, pasti akan membuahkan hasil yang manis. Kalau kamu yang mengalami pengalaman sepertiku, pelajaran apa yang akan kamu dapatkan?





*thank's for lulu and alfira :D
oh ya,ini karyanya udah gue kirim loh ke redaksi majalah lewat email
doain semoga dimuat ya :D

Sabtu, 25 April 2009

not my self (part V)

Sesampainya dirumah,Toilet jadi tongkrongan ku. Bahkan bisa dibilang kalau Toilet sudah jadi Soulmate ku. “HUEEEK...!!!HUEEEK..!!!” Aku menjulurkan lidah ke washtaffel. “Kak Luna..lehernya aku pijet ya..” Tawar Selly yang sedang menginap di rumah ku.

Ulang tahun ke 19.

“Sayaaang...di ulang tahunmu yang kali ini,aku nggak bisa berbuat banyak nih ke kamu. Jadi,aku Cuma bisa ngasih kado ini..”Ujar Andaru memberikan ku kotak warna pink. “Astagfirllahaladzim..”Teriak ku. Rok rombeng-rombeng warna kelabu di hadapanku. Andaru sempat tersentak. “Kenapa say??Nggak suka ya?” Tanya andaru was-was

“Suka kok..suka banget..”

“Kok tadi Istighfar?”

“Saking sukanya.”

“Ya sudah,aku pulang dulu ya. Maaf ga bisa ngerayain hari ulang tahun kamu kayak tahun-tahun sebelumnya. Ini nih,dosen aku nyebelin banget. Ngasih tugas setumpuk. Yaudah,aku pulang ya. Salam buat Papa mama!” ujar Andaru. Ia mengecup keningku lalu berlalu. Ku sadari,aku sudah banyak berdusta kepadanya.

“Rok nya mau diapain kak?” Tanya Selly yang sedang bertanya PR soal SMP kepadaku. “Disimpen lah Sell..Nanti kalo kakak kasih ke orang lain,dia sedih lagi..lagian emang dia nggak salah sih,rok yang kayak gini emang lagi in..”ujarku pelan.

Sekarang?Apa aku harus memperbanyak dosaku yang kian menumpuk? Selama empat tahun terakhir,aku bukan Luna. Tapi Luna si pembohong. Andaru sangat sayang dan baik kepadaku. Begitu pula aku. Tapi,sampai kapan harus ku tahan kekesalan ini? Aku sudah nggak tahan lagi. Apalagi Papa dan Mama sudah merestui kami. Aku jadi takut melanjutkan hubungan ini ke tingkat yang lebih serius lagi. Bisa-bisa,kalau sudah nikah nanti,aku jadi orang gila. Apakah aku akan menyiksa diriku begini kalau aku sudah jadi istrinya?
Andaru kuliah di ITB,sementara aku di UI. Jarak lumayan membuat ku merasa ringan dari beban-bebanku. Tapi,hal itu akan datang dalam hitungan detik. Satu..Dua..Tiga...

“LUNAAAAAAAAAA...!!!”Suara familiar itu menjerit memanggil namaku. Aku membuka kenop pintu sambil berdoa. “Sayang..thank’s kamu dateng lagi..tapi..” Ucapanku terputus. “Hadiah kali ini akan buat kamu lebih senang dari sebelummnya!!” Ujar Andaru memotong pembicaraanku. “Andaru..Kayaknya..”Ucapanku terputus lagi. “Coba kamu tebak aku kasih apa?” Andaru lagi.lagi memotong pembicaraanku.

“ISKANDAR!!DENGERIN AKU NGOMONG DULU!!” Teriak ku. Andaru benar-benar diam kali ini.


TO BE CONTINUED
(thank's for leav e comment!!)


Jumat, 10 April 2009

not my self (part VI)

Pasti papa Andaru nggak dapet Voucher gratis,tapi melainkan udah jauh hari pesan tempat. Karena nggak enak menolak,tawaran tulus itu ku terima. “OK deh!Naik mobil siapa?” tanyaku. “Mobil aku dong...masa kamu yang nyetir..” jawab Andaru kalem.

Malamnya,aku dan Andaru tengah duduk di kursi restoran. Andaru memesan steak. Mengingat targetku turun satu kilo,jadi aku memesan salad. Lagi pula aku juga khawatir bila lada hitam pada kuah steak menempel pada gigiku. Makanan sudah siap. Aku meletakkan serbet ke pangkuanku. Tapi Andaru tidak. Orang sepertinya memang tidak pernah formal. Setelah membaca doa (Andaru menyuruhku membaca doa,memang dia alim walaupun terkadang sifatnya seperti monyet),aku menyendokkan salad ke dalam mulutku. Umph..!!Ini salad?Benarkah ini salad??Ini tidak pantas disebut salad!!Daunnya sedikit. Mayonise nya juga sedikit. Airnya banyak. Apa koki nya tahu aku lagi diet? Atau mencuci daun saladnya sekalian sambil menghidangkan? Atau kokinya ikut gerakan hemat air? Tapi aku sayang banget sama Andaru. Juga sayang sama Papanya,yang udah susah-susah pesan tempat disini. Niat untuk melempar mangkuk salad ke luar jendela ku urungkan. Ku lahap kembali salad itu walaupun air mata ku hampir bercucuran. “Sayang?kamu kenapa?Kalo nggak suka,nggak usah dimakan saladnya. Bentar ya,aku panggilin waiter nya dulu.” Ujar Andaru sambil mengangkat tangan kanannya. Aku segera menurunkan tangan kanan Andaru.

“Ssst!Nggak usah..Saladnya enak kok..walaupun lebih enak masakan ku sendiri..hihihi..” Ujarku.

“Bener nih?” Tanya Andaru lagi.

“Iya..masa aku bohong?” Jawabku.

“Oh ya,say. Aku juga setuju sama kata-kata kamu barusan.” Ujar Andaru. “Maksud kamu?”

“Masakan kamu lebih enak juga dari steak ini!”

“Tapi kan aku ga bisa bikin steak?”

“Maksud aku bisteak kamu.”

“Ssst!Makan jangan bersuara!”

“Nyanyi bu Kasur nih.”

“Nggak boleh bersuara,nanti makanannya nggak barokah”

“Iya..iya deh bu Haji..”

Aku melanjutkan makan salad itu lagi. Eh,aku menarik kata-kataku. Aku melanjutkan makan benda yang bukan salad itu lagi.

Sabtu, 21 Februari 2009

not my self (PART III)

“Nggak papa,gue cuman mau ngucapin,Happy birthday Luna sayang..i hope we can be the best soulmate!!” ujar Thea. Ternyata dia nggak marah sama aku. Lega deh. Lega?? Ternyata belom lega! Teman-teman yang melihat ulah Thea langsung ngelemparin aku dan Andaru dengan telor. Thea Cuma tersenyum licik dan bilang “Sorry ya mbak,hehehe..ga berniat mancing temen-temen kok..maaf ye?” ujar Thea. Kurang ajar. Setelah Hujan telur berhenti,aku memeluk Thea. Bajunya jadi kena telur juga. Haha,rasain. Impas.
* * *
11 januari 2009. Hari ini ulang tahunku yang ke dua puluh. Apa? 11 januari 2009!! Satu..dua..tiga..empat..Ya ampun!!Aku sudah empat tahun jadian dengan Andaru!! Sehebat itukah aku? Selama empat tahun, aku bukanlah diriku yang sebenarnya. Saat ulang tahun ke 17, Andaru mengajakku ke Dufan. Ia mengajakku naik tornado. “Luna,kamu mau ke Dufan nggak naik tornado??” Tanya Andaru lembut. “Mau deh!” Jawabku berdusta. Sebenarnya,aku takut ketinggian,guncangan,dan sebagainya. Jantungku berdegup kencang ketika tornado mulai bergerak. Aku meletakkan tangan kananku ke dada kiri. Menjaga agar jantungku tidak copot. Dan tangan kananku memegangi pengaman. Perutku serasa diaduk-aduk seperti adonan kue yang diaduk nenek di dapur. Aku mual sekali. Kutatap Andaru yang teriak-teriak kegirangan. Ya Allah,Andaru itu makhluk dari dunia mana sih? Lalu mata kami bertemu. Langsung kualihkan pandanganku. Sepertinya ia tahu keadaanku. Ia menggenggam tanganku. Guncangan itu membuatku mabuk berat. Malang tak dapat ditolak,hal itu terjadi. Aku muntah. “Huuueeeek...”. Semoga orang dibawah sana tidak kehujanan. “STOP!!SETOOOP..!!PACAR SAYA MUNTAH!!MBAK,MAS,SETOOOP...!!!”teriak Andaru sebelum hujan susulan terjadi. Namun sia-sia saja. Suara Andaru dikalahkan suara individu lain yang teriak-teriak. “Andaru..udah..nggak usah teriak-teriak ya?sebentar lagi juga selesai kan??” ujarku pelan. Namun suaraku tak terdengar. Selain karena suaraku memang pelan dan mustahil terdengar,juga karena Andaru terus teriak-teriak. “MBAK!MAS!PLIS DEH!!PACAR SAYA MUNTAAAAH...!!!” Akhirnya Tornado selesai. Aku meraih tas yang kutitipkan pada Selly,sepupuku yang kebetulan berpapasan denganku sambil berjalan terhuyung-huyung. “Kak..Tong sampahnya ada di situ...” ujar Selly. Aku berlari sekuat tenaga. Andaru berlari membuntutiku dari belakang sambil membawa botol air minum. “HUEK..HUEK..HUEK..” aku muntah sekenannya. Tak peduli beberapa orang melihat ke arahku
Kemudian,pada ulang tahunku yang ke 18. “LUNAA...!!!”teriak Andaru. “Kenapa say?” Tanya ku. “Eh,tau nggak!Papa aku dapet voucher gratis makan sepuasnya di restoran ‘Z’ di Jakarta!Nanti malem kesana yuk!Papa udah mesen meja khusus Cuma buat kita!!”ujar Andaru. Restoran Z..?! Restoran yang mahal masakannya sama seperti uang jajanku selama sebulan??

(TO BE CONTINUED LAGI. Thank's a lot to LULU yang udah ngasih gue masukan..:D )

Minggu, 01 Februari 2009

not my self (PART II)

Menunggu dia melanjutkan kata-katanya terasa lebih lama daripada menunggu nenek berjalan ke puncak gunung. Tetapi,kuharap sebelum ia berniat untuk berbicara denganku,ia sudah tau aku mengidap penyakit ‘tidak sabar’. Tiba-tiba,wajahnya berubah. Ia tampaknya sudah sangat yakin untuk berbicara,dan tidak akan mengulur benang waktu lagi. Dan semoga ia tau penyakitku,dan tidak membuatku menunggu lebih lama lagi. “LUNA!!GUE SUKA SAMA LO!GUE SAYANG BANGET SAMA LO!!” ujar Andaru lagi. Aku tercengang. Bengong. Mulutku menganga. Mungkin gajah muat masuk. Apa ini mimpi? Batin ku. Ku cubit lenganku, sakit. Ternyata ini sungguhan. Kutatap Sandy,mantanku 5 bulan yang lalu. Matanya terbuka lebar,hingga aku khawatir matanya bisa lepas. Tunggu!dia Cuma bilang sayang dan suka doang. Berarti belum tentu dia nembak aku. Apalagi wataknya kayak pelawak kelas kakap,jadi bisa aja ini Cuma kejahilan belakanya saja. OK,aku nggak akan kalah. Biar dia tau kalau aku nggak bisa ditipu segampang yang buyutnya kira. (loh kok buyutnya?)
“Makasih udah sayang sama gue,udah suka sama gue juga. Terus mau lo apa?” Tanyaku. Mata semua orang menyipit. Duh,jangan sampe dikira cewek jutek!!! “Ya gue mau lo jadi cewek gue. Lo mau nggak jadi cewek gue?” Tanya Andaru. Aku menjerit. Kaget. Nembak juga ahirnya. Tapi ini bisa aja leluncon
lainnya. “Lo nggak salah orang?Yakin?Nggak bohong?Nggak nipu?”Tanyaku masih nggak yakin. “Luna,,ngapain gue nipu?Ngapain gue bohong?Dan gue nggak di stasiun kok sampe salah orang gitu. Serius,gue suka sama lo. Saksinya banyak nih!!” Ujar Andaru Lantang. Duh,gimana nih?Aku nggak tau harus jawab apa. Punya perasaan aja nggak. Perasaan ku ke Andaru lebih menjurus ke ‘kagum’. Tapi,tiba-tiba bibirku yang bergerak. Reflek. Lidahku menyelesaikan masalah ini. “Iya..gue juga sayang sih sama elo..” Jawabku. Putus-putus. Ku harap Andaru nggak mengidap penyakit sejenis denganku. “TERIMA...!!TERIMA...!!TERIMA..!!” sorak teman-teman yang mengelilingi kami. Kecuali Sandy dan Thea. Oh ya,Thea kan suka sama Andaru. “IYA!!GUE TERIMA ANDARU!!” teriak ku.
Tepuk tangan yang deras menghujani kami. Andaru memberiku hadiah dari balik saku jaketnya. Saat ku buka,ternyata itu Novel Unvortunate events yang sudah ku impi-impikan. Aku merasa lebih melayang ke langit. Tetapi saat aku hendak terjun ke bumi,tiba-tiba ada suatu hantaman mengenai kepalaku. Rasanya parasutku lepas. Saat aku tersadar,ternyata hantaman itu adalah telur yang dilemparkan kepadaku. “Siapa yang ngelempar cewek gue pake teloor!!” ujar Andaru garang. “gue” jawab Thea santai. “Kenapa lo ngelempar ke gue, The??” Tanya ku merasa bersalah karena selama ini aku mendukung tak-tik Thea untuk PDKT dengan Andaru.

TO BE CONTINUED
(makasih udah ngikutin,jangan lupa kasi kritik ya mas,mbak)

Sabtu, 31 Januari 2009

not my self (PART I)

Namanya Iskandar, orangnya simple dan keren. Mukanya ganteng (menurut orang-orang yang sering berpapasan sama dia). Orang yang ditembak jadi pacarnya pasti langsung punya sayap dan terbang ke langit (wuih...lebai banget,tapi kalau digambarkan memang gitu).Jangankan ditembak,baru dibidik aja udah senengnya minta ampun. Tapi itu bagi orang lain,bagi aku nggak. Bagi aku dia biasa saja. Orang-orang memanggilnya Andaru,karena kalau namanya Iskandar kesannya kayak bapak-bapak. Terlebih nama wali kelas kami pak Iskandar,makin pas deh nama Andaru buat dia. Dia sempat menyangkal pas orang-orang sepakat manggil dia “Andaru”. “Kenapa ga manggil gue Skandar Keynes aja?muka gue kan setara sama muka Skandar keynes!!” sangkal Iskandar.Saat itu memang film Narnia sedang marak-maraknya. “Muka lo lebih mirip jempol kakinya!” Ujar Aryo.Sadis.
Selain Andaru,aku juga lumayan terkenal. Orang bilang aku manis dan pintar. Juga baik. Memang iya ya?Aku nggak sadar.Tapi bodo amat,aku tetaplah Luna. Luna yang selalu menjalani hari-harinya dengan normal. Tanpa cacat sedikitpun. Hari itu adalah hari yang sulit untuk kulupakan. Dan aku tak pernah berniat untuk melupakannya. Ulang tahunku yang ke 16. Teman-teman lebih ganas menjahiliku daripada ulang tahun sebelumnya. Saat mereka asyik-asyiknya menyiramku dengan air,aku melihat sosoknya. Ya,sosok Andaru. Ia menyebut namaku dengan volume yang cukup tinggi. Ya,mungkin setara dengan gedung pencakar langit. “Lunaaaaa.....!!!” Ia mengulangi namaku. Aku keluar dari keramaian teman-temanku dan menghampirinya. “Kenapa Dar?” Tanyaku lembut. Entah kenapa,aku reflect melembutkan suaraku. “Mmm..Luna,slamat ultah ya..” ujar Andaru datar. “Selamat Ultah?” Tanyaku. Kata-katanya aneh banget. Nggak runtut. “Maksud gue Selamat ulang tahun.” Ujar Andaru lebih jelas sambil menjabat tanganku. “Oh iya!Thank’s ya Andaru,ternyata lo inget ulang tahun gue,padahal ngobrol juga baru sekali,itupun habis rapat OSIS” Ujar ku panjang lebar memecahkan suasana menyebalkan ini.”Err...Luna...anu..itu...duh gimana ya?” Tanya Andaru gugup. “Kenapa?” Tanyaku penasaran. “Mm..Luna...”Ucapannya terhenti saat aku menatap matanya. “Kenapa Dar??Jawab dong pertanyaan gue.Kalo kelamaan gue keburu jenggotan nih!” ucapku tak sabaran.


(TO BE CONTINUED...)
BACA TERUS YA,JANGAN LUPA KASIH KOMENTAR YA CING!